oh...

Pernahkah terpikirkan bahwa kita tengah berada dalam anugerah yang tiada ternilai dari Dzat yang memiliki kerajaan langit dan bumi.

Kita bisa tahu ini baik, itu buruk, ini tauhid, itu syirik, ini sunnah, itu bid’ah. 
Lalu kita dimudahkan untuk mengikuti yang baik dan meninggalkan yang buruk. 
Sementara, banyak orang tahu bahwa itu buruk tetapi tidak mampu untuk menahan diri melakukannya. 

Semua pezina tahu, zina itu dosa besar, semua pencuri tahu bahwa itu dosa, dan semua yang pendosa kerjakan pada dasarnya mereka mengetahui bahwa hal tersebut dilarang.
(untuk kepastiannya coba tanyakan kepada siswa siswi yang menghabiskan waktu mereka di rumah-rumah terkunci pinggir pantai tanjung bayam dari sore hari menjelang malam, mahasiswa mahasiswi yang hidup bersama tanpa ikatan resmi dalam satu tempat kos, ataukah pemain Poker yang menghabiskan waktunya semalaman hanya untuk mengaharap suatu keberuntungan)
Selalu ada alasan mereka untuk membela diri, dan hal tersebut sangat wajar karena fitrah seorang manusia untuk selalu membela diri.
Pertanyaannya:
Mengapa bisa mereka seperti itu? 
Prof. Quraish Shihab mengatakan mereka-mereka itu sudah ditutup hatinya untuk membedakan yang baik dan buruk. Mereka mengetahui itu buruk tetapi mereka tetap melaksanakannya. Bersyukurlah, jika kita bukan termasuk didalam orang yang hatinya sudah ditutup. 

Al-Baqarah: 213

“Allah memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus” 



Adapun orang yang tidak pantas memperolehnya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengharamkannya memperoleh hidayah tersebut. Allah Yang Maha Mengetahui, Maha Memiliki hikmah, Maha Mulia lagi Maha Tinggi, tidak memberikan hidayah hati kepada setiap orang, namun hanya diberikannya kepada orang yang diketahui-Nya berhak mendapatkannya dan dia memang pantas. 
Sementara orang yang Dia ketahui tidak pantas beroleh hidayah dan tidak cocok, maka diharamkan dari hidayah tersebut.”


(Ash-Shaf: 5)  

“Maka tatkala mereka berpaling dari kebenaran, Allah memalingkan hati-hati mereka.”

(Al-An’am: 110)
  
“Dan begitu pula Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur’an) pada awal kalinya dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.” 


Yang namanya manusia, baik ia da’i atau selainnya, hanya dapat membuka jalan di hadapan sesamanya. 
Ia memberikan penerangan dan bimbingan kepada mereka, mengajari mereka mana yang benar, mana yang salah. Adapun memasukkan orang lain ke dalam hidayah dan memasukkan iman ke dalam hati, maka tak ada seorang pun yang kuasa melakukannya, karena ini hak Allah.

Berbahagialah dengan hidayah yang Allah berikan kepadamu dan jangan biarkan hidayah itu berlalu darimu. Mintalah selalu kekokohan dan keistiqamahan di atas iman kepada Dzat Yang Maha Mengabulkan doa. Teruslah mempelajari agama Allah. Hadirilah selalu majelis ilmu. Dekatlah dengan ulama, cintai mereka karena Allah. Bergaullah dengan orang-orang shalih dan jauhi orang-orang jahat yang dapat merancukan pemahaman agamamu serta membuatmu terpikat dengan dunia. 


Semua ini sepantasnya engkau lakukan dalam upaya menjaga hidayah yang Allah anugerahkan kepadamu. Satu lagi yang penting, jangan engkau jual agamamu karena menginginkan dunia, karena ingin harta, tahta, dan karena cinta kepada lawan jenis. Sekali-kali janganlah engkau kembali ke belakang. Kembali kepada masa lalu yang suram karena jauh dari hidayah dan bimbingan agama. 
Ingatlah:
“Maka tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan kesesatan.” (Yunus: 32) 

Ya Allah, wahai Dzat Yang Membolak-balikkan hati tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu, di atas ketaatan kepada-Mu. Amin ya Rabbal ‘alamin.
Wallahu a’lam bish-shawab.

ditulis di Rumah kopi